"cincino buka'i lawang, mama' mu datang pake baju habang.. cincino buka'i lawang, mama' mu datang pake baju habang.."
kakak memandang dengan takjub pada kiki, sepupu kecilnya yang sedari tadi memegangi siput sedut sambil terus mengucapkan mantra aneh.. sesekali, ia melirik cangkang siput yang mulai menampakkan dirinya...
"emank bisa keluar siput nya ki... ??" tanya kakak
"bise la kk ne..!!" jawab kiki dengan logat kampung nya yang kental..
"beneran ya... ???!!" si kakak memandang ku dengan muka menuntut jawaban. aku hanya tersenyum..
"kok beneran bisa keluar ya siput itu, getaran suara kita kali ya yang bikin itu siput keluar...dari jaman kecil ampe punya anak, tetep keluar ya" sela bunda kiki seakan-akan mengenang masa kecilnya
si kakak mulai bicara .. "wah.. beneran keluar semua ya... !!!"
"hmmm... make nye kk, maen tu jangan sme hp je, sm laptop je... jalan-jalan je tau nye.. tak paham pun maen begini !!!" si kiki mulai ngoceh... bocah satu ini memang paling sensitif kalo bicara soal begini.. bawa'an nya mah..nyindirr mulu... jadi inget dulu aku pernah di protes keras soal tata bahasa... kelama'an tinggal di kota bikin aku susah bener berbahasa kampung.... (sok kota... !! wkwkwk).. masih inget bener si bocah ngomong gini...
"ngape la acik ne ngomong nye "O..O.." je, ini ni kampung cik..kampung acik.. tempat acik lahir..orang sini ngomong tu pake' e.. tak pake "O", sok kota nian acik ne..." (wkwkwkwk... honestly... he just a kid, but he can imagine like that.. make me can't say nothing..!!)
kembali ke soal siput sedut yang udah keluar... dengan bangga mereka memperlihatkan nya... si kakak pun mulai ikut-ikutan memegang siput dengan ragu.. (jangan ngarep si kakak bakal ngerapal mantra... gak bakal..!! si bocah cuek ini selalu berpikir secara realistis tentang segala hal... ). Sementara si kecil kiki yang mulai bosan, mengambil siput-siput malang itu dan mengembalikan nya keasalnya.
lagi.. bocah kecil ini memberikan sebuah renungan tentang satu hal.. tentang kisah masa kecil di masa lalu
tentang bagaimana takjubnya aku ketika siput sedut atau siput-siput sejenis keluar dari sarangnya ketika mantra aneh itu di rapal.
tentang hari-hari yang ku habiskan dipanas terik, bersama teman, bersama sodara mengejar kepiting kecil yang biasa kami sebut ketam yang sibuk melarikan diri, menyelip diantara papan-papan jalan atau tiang-tiang jalan sampai akhirnya hilang-timbul tersapu air pasang. Bukan hanya ketam kecil itu yang menjadi sasaran, tapi semua binatang-binatang laut yang tampak, Badan semakin hitam kering dan mengkilat, keringat bercucuran diantara pelipis tak menjadi soal.. ini adalah soal petualangan..soal kepuasan...!!
tentang bunyi hentakan-hentakan kaki-kaki kecil menyentuh air yang menggenangi papan, ketika hujan tiba. suara teriakan-teriakan penuh kepuasan, kesenangan dan kebahagian. Tak soal, jika flu menyerang ketika malam menjelang, akibat badan yang kuyup dengan tubuh yang hanya dibalut pakaian seadanya. karena ini soal petualangan... soal kemerdekaan..!!
aghhh..mungkin hari ini, ingatan itu semakin samar. tapi satu hal yang aku tau... kenangan masa kecilku adalah hal-hal menakjubkan yang aku alami ketika aku masih menjadi bocah kampung ingusan yang penuh fantasi tentang kota, tentang belahan bumi lain, tentang dunia dengan impian setinggi langit biru yang menggantung indah di kampung kecil ku yang ramah.
Maka hari ini, aku mendapati kiki, si bocah kecil itu mengalami hal yang sama dengan ku. Betapa ia selalu berceloteh riang soal pengalaman yang ia habiskan untuk menangkap ketam-ketam malang, memancing ikan, berenang di sungai yang mengalir persis didepan rumahnya. Atau, seringkali ia mengeluh dengan muka cemberutnya yang lucu.. ketika ia mulai protes soal ia yang jarang sekali dibawa Bunda ke rumah fuangnya di kota, soal ia yang jarang diajak jalan-jalan ke mall, tentang modem yang tak kunjung dibelikan bunda untuknya..dan tentang segala hal yang menurutnya patut di tuntut atas ketidakadilan ditinggalkan sendirian oleh kedua saudaranya. Kadang dengan gelinya aku akan terus mengoloknya sampai ia makin marah, diam seribu bahasa.
aghhh..bocah.. !!! sungguh kampung kita ini lebih menyenangkan.. banyak cerita indah disini. kelak dewasa nanti kau akan merindukan pengalaman masa kecil mu ini.
Ku pandangi kk, yang sedari tadi memandangi lalu-lalang di jalan.. (si bocah cuek ini saja bisa takjub..!!). Si bocah cuek ini tak tau soal ketam, mandi hujan atau sebangsanya. ia menghabiskan waktunya di antara TV, komik, komputer, sekolah dan Mall... maka ia begitu takjub setiap hal yang tampak baru baginya.. aku ingat apa yang di ucapkan nya ketika terus merayu soal bolos sekolah.. "Pa, sekali ni aja ya... kk mo lihat sunset.... !! ya..ya...ya " Bujuknya pada ayahnya.. Lihatla, bahkan untuk sebuah sunset ia harus mengorbankan sekolahnya.
Hari itu, 11 November 2012.. di sela aktivitas yang padat... soal skripsi yang menjemukan, pekerjaan yang menyebalkan dan segudang hal-hal melelahkan yang terus memburu setiap harinya. aku berada di salah satu sudut terpencil bumi yang selalu setia memberikan kenyamanan. Dan, aku bersyukur terlahir sebagai bocah kampung...!!!
Langit gelap masih menggantung diatas awan, ketika kami mulai melangkah menyusuri kampung setelah hujan deras sore itu.. langit tampak jingga, walau masih tersapu awan gelap.. dingin yang menyesap ke sela pori-pori tubuh sepertinya tak punya pengaruh apa-apa. Burung-burung masih beterbangan.. hari sudah sore kawan..mari pulang kesarang... kutaksir begitula yang mereka katakan satu sama lainnya. Sekali lagi kupandangi sekililing, di sebelah ku dengar bocah-bocah itu masih sibuk bercerita..ntah apa yang mereka pertengkarkan. Yah... hari sudah menjelang gelap, azan sebentar lagi berkumandang... waktunya melanjutkan hidup... mengejar mimpi yang masih tertunda.. Suatu saat aku akan kembali, membawa cerita lain ke kampung ku ini.. mengeluh soal Dunia yang melelahkan.. menetapkan hati.. dan kembali berjuang untuk hidup yang lebih berharga... !!!
Bocah Narsis!! |