Halaman

Sabtu, 11 Februari 2012

Aku dan Secangkir Kopi

Tidak tau sejak kapan ini dimulai,
mungkin saja beberapa tahun terakhir
atau malah..
sejak kenangan masih samar-samar terekam di memory

"Jangan minum KOPI, anak kecil tidak baik minum kopi, tidak sehat!!"
Ibu selalu berkata seperti itu..tidak jelas alasannya apa...
lalu, tanpa aku sadari sebagian diriku tersegusti oleh pikiran itu..aku tidak suka melihat kopi yang hitam pekat, tak  mau menyentuhnya, terus bertanya "mengapa Ayah begitu menyukai kopi ??"
bukan hanya itu, kopi ayah itu berbeda.. Ibu mengerjakan nya sendiri, kata Ibu Ayah tak suka Kopi yang di jual di pasar, ayah hanya suka kopi yang di racik oleh ibu..agh... menarik sekali sepertinya

ketika beranjak dewasa, aku suka bermain-main dengan kopi Ayah, menggoda nya adalah sebuah kesenangan tersendiri. ia akan marah ketika aku menghirup kopinya..
aku tak suka kopi, tapi aku suka ekspresi marah ayah yang tampak kekanakan... bukan hanya aku, bahkan saudara ku melakukannya..menggoda ayah dengan gelas kopinya  adlah sebuah kesenangan
aku pikir kopi itu hebat, ia menjadi jalan untuk menciptakan kehangatan keluarga..

aku mulai menyukai minuman ini, ketika warnanya tidak lagi hanya hitam pekat
warna, rasa dan namanya pun bermacam-macam
aku pikir pembuat kopi ini adalah orang hebat.. bagaimana ia membuat aku yang tak suka menjadi menyukainya

lalu...

aku tidak sadar awalnya..smpai kejadian ini berulang berkali-kali..
aku merasakan menggigil dengan sangat, dadaku sesak, rasanya lambungku pedih selang beberapa jam setelah aku menghabiskan secangkir kopibahkan kopi seringkali membuat aku tersiksa sepanjang malam , kesakitan ketika maagh menyerang, menguras seluruh tenaga. Bahkan kadang-kdang ku pikir aku hampir mati tersiksa karenanya
aku pikir pesan ibu itu benar, kopi bukan minuman yang baik untuk ku..lalu aku memutuskan tidak mau lagi menyentuhnya...
aku tidak membencinya, hanya saja aku tak mau menyiksa diri..

waktu berlalu, kopi ayah tetap menjadi rebutan, tetap dicintai ayah bahkan walau saat ini Ibu sudah tidak lagi meracik untuknya.
mungkin karena kopi ayah menyimpan cinta, menyimpan kehangatan..
dan aku, masih seringkali menginginkan secangkir kopi..
sampai satu ketika, seringkali orang berkata padaku.."kadang kita hanya perlu mensugesti diri untuk beberapa hal, jika kau takut akan sesuatu, maka jadikan lah itu obat untuk menyembuhkan mu"  ku pikir itu benar
akhirnya..aku kembali berusaha minum kopi, hingga hari ini...


aku bukan pencita kopi seperti ayah, juga tidak membencinya
lambung ku masih sering pedih, aku masih sering menggigil karenanya..tp toh sudah tidak separah dulu..paling tidak, aku sudah berdamai dengan kopi..
aku belajar menyukainya dengan cara ku.. maka kopi sepertinya juga sedikit melunak kepada ku, ia tak lagi membuat ku tersisksa sepanjang malam
mari menjadi teman, sehirup, dua hirup, secangkir..dua cangkir..
i think..i'm fine now...


"Coffe time and the new story begin..."^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar