|
Nipah di sepanjang aliran sungai batang hari |
Habis Pulang
kampong, di sepanjang aliran sungai di daerah Mendahara Ilir, Kec Mendahara, Kab Tanjabtim, aku temukan pohon NIPAH yang banyak tumbuh
di sepanjang aliran sungai diantara rimbunnya pohon bakau. Suddenly, I realize about something. “Tuhan tidak akan pernah
menciptakan sesuatu tanpa manfaat kan?? Bagaimana dengan Tumbuhan satu ini,
seberapa besar pemanfaatan nya??” so…
I try to search it in google, finally I
found it… and it's really-really
awesome, mendapati Tanaman berharga ini tumbuh di kampong kecil
ku…
NIPAH, atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan Nypa fruticans, atau dalam bahasa inggris dikenal dengan nipa
palm atau mangrove palm adalah salah satu tanaman yang akan banyak ditemui di daerah di
daerah rawa yang berair payau atau daerah pasang surut di dekat pantai. Tidak
aneh jika Pohon yang biasa tumbuh di
lingkungan hutan bakau ini
ditemukan sepanjang garis pesisir Samudera
Hindia hingga Samudera
Pasifik, khususnya di antara Bangladesh
hingga pulau-pulau di Pasifik. Nipah
termasuk jenis tumbuhan yang terancam punah di Singapura.(wewwww…..)
- Secara
fisik, Nipah dapat di deskripsikan sebagai berikut :
Batang pohon
nipah menjalar di tanah, membentuk rimpang yang terendam oleh lumpur. Akar
serabutnya dapat mencapai panjang 13 m. Karena perakaran nipah ini hanya
terletak dalam lumpur yang sifatnya labil maka rumpun-rumpun nipah dapat
dihanyutkan oleh air sampai ke laut.
Panjang anak daun dapat mencapai 100 cm dan
lebar daun 4-7 cm. Daun nipah yang sudah tua berwarna hijau, sedangkan daunnya
yang masih muda berwarna kuning, menyerupai janur kelapa. Banyaknya anak daun
dalam tiap ental mencapai 25-100 helai.
Karangan bunga majemuk muncul di ketiak daun,
berumah satu, dengan bunga betina terkumpul di ujung membentuk bola dan bunga
jantan tersusun dalam malai serupa untai, merah, jingga atau kuning pada cabang
di bawahnya. Setiap untai mempunyai 4-5 bulir bunga jantan yang panjangnya
mencapai 5 cm.
Buah nipah bulat
telur dan gepeng dengan 2-3 rusuk, berwarna coklat kemerahan. Panjangnya
sekitar 13 cm dengan lebar 11 cm. Buah berkelompok membentuk bola berdiameter
sekitar 30 cm. Dalam satu tandan, dapat terdiri antara 30-50 butir buah.
1.
Daun Nipah,
Daun nipah yang telah tua banyak
dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat atap rumah yang daya tahannya
mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih muda mirip janur kelapa, dapat
dianyam untuk membuat dinding rumah yang disebut kajang. Daun nipah juga
dapat dianyam untuk membuat tikar, tas, topi dan aneka keranjang
anyaman. Di Sumatra,
pada masa silam daun nipah yang muda (dinamai pucuk) dijadikan daun rokok --yaitu lembaran
pembungkus untuk melinting tembakau-- setelah dikelupas kulit arinya yang tipis, dijemur
kering, dikelantang untuk memutihkannya dan kemudian dipotong-potong sesuai
ukuran rokok. Beberapa naskah lama Nusantara juga menggunakan daun nipah
sebagai alas tulis, bukannya daun lontar.
1.
Tangkai daun dan Pelepah,
Tangkai daun dan pelepah nipah dapat
digunakan sebagai bahan kayu bakar yang baik. Pelepah daun nipah juga
mengandung
selulosa
yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pulp (
bubur kertas). Lidinya
dapat digunakan untuk sapu, bahan anyam-anyaman dan
tali.
2.
Umbut dan Buah
Umbut nipah dan buah yang
muda dapat dimakan. Biji buah nipah yang muda, yang disebut
tembatuk,
mirip dengan
kolang-kaling (buah atep), dan juga diberi nama
attap chee ("chee" berarti "biji" menurut dialek
China tertentu). Sedangkan buah yang sudah tua bisa ditumbuk untuk dijadikan
tepung.
3.
Akar
Di Kalimantan
arang dari akar nipah digunakan untuk obat sakit gigi dan sakit kepala.
4.
Nira Pohon Nipah
Nipah dapat pula disadap niranya, yakni
cairan manis yang diperoleh dari tandan bunga yang belum mekar. Nira yang
dikeringkan dengan dimasak dipasarkan sebagai gula nipah (palm sugar).
Dari hasil oksidasi gula nipah dapat dihasilkan cuka. Di Pulau Rote dan Sawu, Nusa Tenggara Timur, nira nipah diberikan ke
ternak babi
di musim kemarau. Konon, hal ini bisa memberikan rasa manis pada daging babi.
Di Filipina dan juga di Papua, nira ini diperam
untuk menghasilkan semacam tuak yang dinamakan tuba (dalam bahasa Filipina).
Fermentasi lebih lanjut dari tuba akan menghasilkan cuka. Di Malaysia, nira
nipah dibuat sebagai bahan baku BioEtanol yang
dapat dijadikan bahan bakar nabati pengganti bahan bakar minyak bumi.
BioEtanol yang dapat dihasilkan adalah sekitar 11.000 liter/ha/tahun, jauh
lebih unggul dibandingkan kelapa sawit (5.000 liter/ha/tahun).
Nipah merupakan salah satu spesies
utama penyusun hutan mangrove dengan komposisi sekitar 30 %. Saat ini, Luas
hutan mangrove Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar dan merupakan
mangrove terluas di dunia melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha)
dan Australia (0,97 ha). Dengan mengambil 30 % hutan mangrove sebagai hutan
nipah, maka diperkirakan terdapat sekitar 0,75 -1,35 juta hektar hutan
nipah di Indonesia. Wow!!
Jika di lakukan perhitungan..
- Rata-rata setiap pelepah nipah menghasilkan nira
sebanyak 0,5 L per hari
- Dalam satu tahun, setiap malay pohon dapat disadap
hingga 3 bulan, dengan demikian rata-rata produktivitas tiap malay nipah
adalah sebesar:
=0,5 L/hari x 90 hari
= 45 L/th
- Jumlah pohon nipah yang efektif adalah 3000 pohon per
hektar dan semakin rapat maka pohon nipah tidak akan mengahsilkan mayang.
Dalam suatu lahan pun biasanya tidak 100% pohon nipah menghasilkan mayang,
biasanya sekitar 40 % saja, dengan demikian, nira yang dihasilkan:
= 40% x 3000 x 45 L =
54.000 L/ha/th
- Jika seandainya nira tersebut dimanfaatkan untuk
produksi bioetanol, maka kemungkinan kadar alkohol yang dihasilkan adalah
6-7%, walaupun ada beberapa mikroba yang tahan hingga 9%-vol dan secara
teoritik bisa menhasilkan hingga 13 %-vol, tetapi yang paling memungkinkan
adalah 6-7%-vol. dengan demikian:
= 54.000 x 7% x
100/95 = 3978 L ≈ 4000 L/ha/th
- Dengan luas sekitar 0,75-1,35 juta hektar hutan nipah
di Indonesia, maka Negara kita berpotensi mengahsilkan bioetanol sebesar:
= 4000 L/ha x 0,75
juta ha = 3000 juta Liter = 3 juta kL
WAWWWWWW… really awesome, isn't ?? Betapa tumbuhan yang menyimpan begitu banyak manfaat, terutama BIO ETANOL yang
dapat di gunakan sebagai bahan bakar pengganti , MINYAK BUMI yang mulai terancam habis , nyatanya belum di
manfaatkan secara penuh.. dan hanya dibiarkan tumbuh tanpa perhatian. Tapi, jika dilihat salah satu fungsi utama NIPAH ,sebagai
pohon penahan gelombang air laut mungkin
memang lebih baik jika dibiarkan begitu saja, mengingat seringkali
pemanfa’atan alam tidak di barengi dengan pelestarian kearah yang lebih
baik.
|
Nipah dengan daun yang mulai mati |
|
Buah Nipah |
|
Nipah di antara pohon bakau |
|
Penduduk sudah terbiasa dengan Nipah di sepanjang pemandangan sungai |
SUMBER :